Pemantauan Hewan Pembawa Rabies di Kabupaten Tana Tidung

Pemantauan Hewan Pembawa Rabies di Kabupaten Tana Tidung

Tideng Pale - (Sipedet News) - Menindaklanjuti laporan dari Puskesmas Tideng Pale terkait gigitan anjing kepada warga di Rian Rayo, Tim Kesehatan Hewan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan pemantauan lapangan dan KIE di desa Rian Rayo mengenai Hewan Pembawa Rabies (HPR). “Korban Gigitan yakni Bapak Daniel sudah dilakukan vaksinasi Rabies di Puskesmas Tideng Pale, untuk Kondisi HPR H+6 setelah gigitan tidak menunjukkan gejala-gejala yang mencurigakan, indikasi yang membuat HPR tersebut sensitif dikarenakan baru saja melahirkan dan merasa terancam.” Ujar Dokter Hewan Berwenang drh. Eny Widayati, Senin (25/07). Pemantauan HPR akan tetap dilakukan sampai hari ke -14 setelah gigitan HPR.

Data dari Kemenkes Hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia. Saat ini ada 26 provinsi yang menjadi endemis rabies tapi hanya 11 provinsi yang bebas rabies yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Sebagai langkah pertolongan pertama, jika seseorang digigit hewan penular rabies seperti anjing, maka harus secepatnya cuci luka gigitan dengan sabun/detergen pada air mengalir selama 15 menit, kemudian beri antiseptik. Langkah selanjutnya adalah pasien dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan indikasinya.

Kejadian fatal akibat rabies itu disebabkan karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan (Faskes). Mereka merasa hanya gigitan kecil dan tidak berdarah, sehingga mereka datang ke Faskes sudah pada kondisi parah, seringnya itu di atas 1 bulan setelah digigit.

Perlu diketahui, gejala rabies pada manusia di tahap awal gejala yang timbul adalah demam, badan lemas dan lesu, tidak nafsu makan, insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan, dan sering ditemukan nyeri. Setelah itu dilanjut dengan rasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan, cemas, dan mulai timbul fobia yaitu hidrofobia, aerofobia, dan fotofobia sebelum meninggal dunia.

Sementara gejala hewan yang terkena rabies dapat dicirikan dengan karakter hewan menjadi ganas dan tidak nurut pada pemiliknya, tidak mampu menelan, lumpuh, mulut terbuka dan air liur keluar secara berlebihan, kemudian bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara kedua paha, kejang-kejang, dan diikuti oleh kematian. Pada rabies asimtomatik hewan tidak memperlihatkan gejala sakit namun tiba-tiba mati.

Pentingnya koordinasi lintas sektoral antara Dinas kesehatan dan Dinas yang membidangi Bidang peternakan untuk terus bersinergi agar Kabupaten Tana Tidung tetap zero cases penyakit Rabies. Admin.